Teringat perjalanan ke Madura tahun lalu, tepatnya 6-9 Februari 2011.
Mengisi liburan semester, kuputuskan buat jalan-jalan murah, hehe..
Berkunjung ke pulau kecil di utara Jawa Timur jadi pilihan (berhubung teman satu kontrakan mau pulang kampung).
Karena judulnya liburan murah, kami naik kereta ekonomi Jakarta-Surabaya yang harganya cuma 45 ribu.. (
shock waktu pertama tau, kan Jakarta-Surabaya jauuh bgt, ini beneran ga sih..(_ _||)..)
Telat nyampe Jakarta Kota, yang tersedia cuma tiket berdiri..
So sweet banget kan, naik kereta ekonomi jarak jauh untuk pertama kalinya dan langsung aja dapat tiket berdiri. Hidup memang ga boleh setengah-setengah. haha..:D
Yah, berangkatlah kami ke Surabaya (lupa tepatnya jam berapa). Ga kebagian tempat duduk, kami pun
nge-tag tempat di tangga pintu dekat sambungan gerbong (pintunya ga bisa dibuka karena digembok dari dalam). Dua orang cewek imut (?) yang malang, harus
ngampar sepanjang perjalanan.
Awalnya oke, tapi semakin malam, kok, semakin ... -.-
Ada cowok mencurigakan (? *kelihatan dari tampangnya) yang sering ngelirik kami berdua. Masih agak tenang, karena di dekat kami ada bapak-bapak plus seorang cowok baik (?) lain yang kayaknya mahasiswa salah satu universitas di Jakarta
(cowok baik: tinggi, putih, baca buku dengan serius, style kaos + jaket wirausaha muda mandiri + jeans + sepatu kets . haha. tau baiknya dari mana coba? ngaco..)
Tapi lama kelamaan risih juga kalau dilihatin kayak gitu..--a
Apalagi ga lama, si 'cowok baik' dan bapak2 turun dari kereta. kalau ga salah di sekitaran jogja. Lupa tepatnya dimana.
Akhirnya ada seorang petugas kereta yang nawarin tempat duduk kosong, dan ternyata ga gratis..(_ _||) *padahal kan kita udah punya tiket
Begitu masuk gerbong, aku langsung nyesel..
Kok kayaknya lebih bagus di luar tadi..==
Di gerbong penuh asap rokok, tampang orang2nya serem (emang film horror.. haha)..
Dan yang lebih parah lagi, kami ditempatkan bareng bapak2 yang tampangnya terlihat (?) sangar dan di bawah kursi yang kami duduki terlihat seorang lelaki tidur beralaskan kardus dengan lelapnya.
Ya, di bawah, yang harusnya jadi tempat kaki penumpang.
Ya Allah..
Sekian menit duduk, si Bapak2 ngajakin ngobrol, dan ternyata mereka ga sesangar tampangnya..
hehe, maaf pak udah su'udzhon..
Kami sampai di Surabaya dengan selamat dan utuh di waktu subuh. Tawar menawar sama supir angkot (tapi kayaknya namanya bukan angkot, soalnya angkutannya aneh bentuknya) kami pun menuju terminal (lupa namanya) dan kembali ngampar di trotoar sambil nunggu bis tujuan Madura.
Lagi-lagi, dua orang gadis malang yang harus melawan kerasnya kehidupan kota besar..
Apa sih..--a
Lagi-lagi, karena judulnya liburan murah, kami naik bis ekonomi (yang ternyata ga melewati jembatan Suramadu. Padahal pengen banget kesana..T_T).
Bis meluncurke Sumenep, sebuah kota di ujung pulang Madura. Madura punya empat kota utama yang berturut-turut dari pelabuhan sampai ujung: Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep (kalau ga salah.. hhe). Dan denger-denger sih semakin ke ujung bahasanya semakin halus. Jadi Sumenep di Madura itu seperti Solo di Jawa Tengah.
Sumenep Sumekar
Itu slogan Kota Sumenep.
(Tapi dengar2 mau diganti sama walikotanya yang baru. Lupa gantinya apa, tapi yang pasti kalimatnya jadi aneh dan kalau kata temen yang anak madura: 'alay'. hahaha)
Di Sumenep ada Kraton, namanya lupa.. hhe..
Tapi
over all hampir sama seperti kraton kebanyakan.. *kayak pernah ke kraton aja..:D
Satu hal yang membuat takjub dari kota ini yang ga pernah kutemui di kotaku.
Waktu makan bakso di pinggir jalan (yang cukup besar) di depan kraton, ada hal yang aneh..
Kok jalanan sepi banget sih.. Jalan selebar ini ga ada kendaraannya..
dan tau ga kenapa jalanannya kosong? karena itu hari Jumat dan waktunya Jumatan..-.-
Jalanan benar2 kosong sampai waktu sholat Jumat selesai. Sumpah ini keren banget, baru ini ketemu kota yang sekeren ini.. ckckck..
Pantai Lombang
Ada hal yang unik dari pantai ini. Sepanjang garis pantai, tumbuh pohon pinus..!! Pinus kan adanya di gunung..:D
Jadi jenis pinus yang tumbuh di pantai ini namanya pinus ikan..
*belum nyari tau keterangannya..:) hhe
Dibandingin Laut Selatan, laut disini cukup tenang (banget).. Pantainya juga landai banget.. Rasanya garis muka laut sama tinggi sama pantai yang diinjek, agak serem gimana gitu.. hehe..
Kereta Ekonomi dan Realita Kehidupan
Pulang ke Jakarta, (lagi-lagi) kami naik kereta ekonomi dan hampir ketinggalan kereta..--a
haha
Jadilah dapat tiket berdiri lagi.. Tapi
alhamdulillah ada bangku kosong di depan ibu-ibu dan anaknya yang masih di bawah sepuluh tahunan. Waktu naruh tas di tempat barang di atas, si ibu nyuruh kami duduk aja sampai yang punya datang, sukur-sukur ga ada yang punya.. (yang ternyata sampe Jakarta benar2 ga ada yang datang buat
nge-claim tempat itu.. hehe).
Parah waktu berangkat, lebih parah lagi waktu pulang..
Semakin malam, orang-orang semakin rame, berhubung tempat duduk kami dekat sambungan gerbong, ada banyak penumpang yang berdiri di sekitar kami.
Sampai suatu saat, ada seorang bapak yang naik bersama anak perempuannya. Kayaknya masih SMP. Mereka ga kebagian tempat duduk, dan anaknya disuruh duduk di bawah beralaskan tas atau koran gitu, sama si Bapak di lorong gerbong yang agak lapang di dekat pintu, di samping kursi kami, yang di sekitarnya itu laki-laki semua. Sementara Bapaknya berdiri ga jauh, sambil tetap merhatiin anaknya.
Ga tega ngelihatnya, trus nanya si Ibu boleh ga kalau ngasih anak itu duduk, bareng di kursi yang kududuki sama anak perempuannya. Tapi si Ibu cuma geleng dan bilang, "Ga usah, yang lain juga banyak yang mau duduk".
Jleb.
Yang lebih parahnya lagi..
Ga lama, ada sekeluarga yang naik dan ga kebagian tempat duduk (juga). Suami, istri plus 3 orang anaknya (1 cwo yang kayaknya masih kelas 2 atau 3 SD (lupa cwonya ada 1 atau 2), 1 cwe yang lebih muda lagi, mungkin masih TK, dan seorang bayi yang masih digendong).
Layaknya tamasya, mereka
rame-rame duduk di lorong gerbong beralaskan koran plus kardus, kecuali sang suami..
Anak perempuan yang masih TK itu kayaknya belum ngerti apa-apa, dan tidur dengan pulasnya, sementara ibunya sedang sibuk memberi asi ke bayinya.
Anak laki-laki itu.. Ada hal yang ga bisa kulupa waktu
ngelihat matanya..
Dia duduk diam, ekspresinya kalem plus pandangan matanya teduh. Sambil negjagain adiknya yang lagi tidur.
Ah, ntah lah...
Orang-orang yang tadinya berdiri atau duduk beralaskan koran, mulai ngantuk dan tidur dengan mudahnya di lantai gerbong. YA, di lantai gerbong kereta. Bahkan ada yang badannya setengah di samping tempat duduk kami, setengahnya lagi miring keluar, di tempat kosong dekat sambungan kereta. Mereka tidur dengan pulasnya, sementara kecoa bebas berkeliaran di badannya. Udah gitu, penjaja kopi berulang kali
mondar-mandir dan tanpa peduli melangkahi badan-badan yang bergelimpangan di depannya. Aku cuma bisa tidur-tidur ayam, karena takut kecoa dan setiap berapa menit sekali bangun buat ngusir kecoa yang naik ke tempat duduk pake kipas tangan.
Fiuhh...
Perjalanan yang panjang..--'
***
75%, liburannya seru, seandainya ga ngeliat nilai Algoritma dan Pemrograman (mata kuliah interdepartemen dari Departemen Ilmu Komputer) di KRS..:'(
Nilai yang mutusin semua harapan yang udah dibangun bahkan dari sebelum kaki ini nginjek pintu Berlin..
Nilai C pertama..T_T
hiks..
Alhasil nangis guling-guling di kamar..-_-