Ah, suasana ini.
Sudah lama aku tak di sini.
Diantara wajah-wajah lelah itu.
Wajah-wajah lelah yang berusaha mengusir bosan dengan birunya layar ponsel di genggaman.
Ponsel-ponsel investasi.
Ponsel-ponsel yang menemani satu dua jam perjalanan dalam diam,
diantara aroma penat yang memenuhi udara.
Mendadak aku merasa sepi.
Tujuan terakhir.
Aku melangkah keluar.
Terdiam sejenak untuk menikmati udara bebas yang mengisi paru-paru.
Udara dingin dan lembab.
Hujan akan turun tak lama lagi.
Aku berjalan bersama ratusan langkah kaki yang bersemangat.
Bersemangat untuk segera pulang.
Pulang menuju hangatnya ruang makan, ruang keluarga,
dan hangatnya pelukan.
Menikmati penghujung minggu yang tak akan berlangsung lama.
Jalanan ini.
Jalanan yang tak asing.
Jalanan yang dipenuhi berbagai kehidupan.
Jalanan yang sama,
yang tak berubah barang sedikit pun.
Tetesan kecil hujan mulai membasahi dua kaca bening yang terpasang di depan mataku.
Menciptakan butiran-butiran samar yang memantulkan cahaya jalanan.
Tak perlu lensa kamera untuk melihat bokeh itu.
Aku menengadahkan wajah.
Menikmati rintik yang tak lagi ragu untuk jatuh.
Menetes dan mengalir di pipi.
Sensasi yang baru kusadari sudah lama tak kurasa.
Ah, I don't even know if it's a good thing or a hidden caution.
Langit kelabu.
Tak seperti malam kemarin.
Malam dengan Saturnus dan Jupiter yang bersinar terang menemani.
Juga beberapa bintang,
yang hanya terlihat dengan bantuan dua lempengan kaca kecil ini.
Malam dengan bulan yang tak lagi penuh.
Malam yang membuat aku rindu.
Rindu akan mimpi-mimpi yang terlupakan.
~
0 comments:
Post a Comment