Hmm..
Kota yang satu ini memang unik banget..:D
Kemarin alhamdulillah bisa berkunjung ke Bukittinggi, tepatnya tanggal 20 April 2012. Kunjungan ini merupakan rangkaian dari acara lomba karya tulis yang saya ikuti di Universitas Andalas, Padang. Teman-teman panitia membawa kami berkunjung ke kota wisata yang terkenal di Sumatera Barat, Bukittinggi. Tempat pertama yang kami datangi adalah Ngarai Sianok. Ngarai ini terletak tak jauh dari Jam Gadang, landmark kota Bukittinggi. Mudah sekali membayangkan Ngarai Sianok ini bagi kalian yang belum pernah melihat langsung, coba saja bayangkan Grand Canyon-nya Amerika (yang sering ada di film-film Hollywood itu loh), tapi dalam versi hijau plus mini (kebayang ga?). Wuih, pokoknya tempat ini keren banget!
Ngarai itu artinya lembah, jadi Ngarai Sianok itu lembah yang dalem banget plus semakin ke bawah semakin sempit. Di sini ada yang namanya Lubang Jepang. Lubang Jepang itu semacam goa buatan Jepang yang dibuat untuk berbagai keperluan, tapi utamanya sih buat pengintaian. Kami diajak masuk menyusuri goa yang kedalamannya mencapai 42 m di bawah permukaan tanah. Sebagian dindingnya sudah disemen oleh pihak pengelola, namun karena intensitas gempa yang tinggi dan menyebabkan semen terlepas dari dinding dan jatuh seperti reruntuhan, dinding semen ini direncanakan untuk dibongkar kembali. Alasannya biar ga membahayakan pengunjung sekaligus menjaga kelestariannya.
Suhu udara di dalam goa dingin banget, udah serasa ada di ruangan ber-AC yang suhunya dibuat paling rendah (sayang saya ga bawa termometer udara saat itu.. hehe). Ada banyak cabang di dalam goa (yakin bakal tersesat kalau ga ada guide-nya..). Guide yang mimpin kami bilang, kalau 80% dari Kota Bukittinggi itu di bawah tanahnya ada terowongan! Gila kan.. Berarti kalau ada gempa gede, rawan dong..
Jadi waktu jaman penjajahan dulu, Jepang mempekerjakan penduduk Indonesia yang dibawa dari Jawa atau luar Sumatra (kita bilangnya Romusha) untuk membangun terowongan ini. Alasan mempekerjakan penduduk luar pulau itu biar nanti kalau mereka kabur, mereka ga bakal bisa mengerti bahasa yang digunakan penduduk sekitar (karena saat itu kita belum punya bahasa persatuan). Wah, betul-betul ya Jepang itu..
Penggunaan terowongan ini lebih ironis lagi. Jadi terowongan memiliki banyak pintu. Beberapa diantaranya terhubung langsung dengan perkampungan penduduk. jadi katanya, dulu Jepang bakal ngumpet di terowongan, trus kalau ada penduduk lewat, mereka bakal tarik ke dalam trus di bunuh. Beberapa pintu lain berada di dekat jantung kota Bukittinggi, fungsinya ga jauh beda, buat pengintaian. Ada juga pintu yang langsung berhubungan dengan dinding ngarai atau dasar ngarai. Korban-korban yang dibunuh mayatnya bakal dijatuhin lewat terowongan yang mengarah ke bawah, langsung ke dasar ngarai. ckckck... Ada juga ruangan penyiksaan, yang fungsinya buat menyiksa orang-orang Indonesia yang ditawan atau pekerja paksa. Hmm...
Kata bapak yang jadi guide, ada dua misteri yang masih belum terungkap dari Ngarai Sianok ini. Pertama, kemana Jepang membuang tanah hasil galian untuk membuka terowongan (kemungkinan dihanyutkan ke sungai yang berada di dasar lembah). Kedua, dimana para pemimpinnya bunuh diri saat Jepang kalah perang (kan orang Jepang itu biasanya bakal harakiri di tempat yang ga bakal dijamah manusia).
Abis dari Ngarai Sianok, kami lanjut ke Jam Gadang, setelah terlebih dahulu sholat di Mesjid Raya Bukittinggi.Oiya, ada cerita menarik di Mesjid Raya. Waktu mau sholat, kan wudhu dulu tuh, masa dinding wc-nya cuma sepinggang doang... haha
parah.. yah, gitu aja deh ya, kebanyakan cerita kering nih tenggorokannya,, hhe
1 comments:
terimakasih infonya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2PNmTZv
Post a Comment